Fenomena Langka Super Blood Moon, Bisakah Terlihat Bulan ini?
Fenomena Langka Super Blood Moon, Bisakah Terlihat Bulan ini?
Surabaya, 29 Mei 2021. El-Falaky. Halo sobat falak setelah
fenomena Pink Moon kemarin, kini si doi kembali memberi
kejutan lagi nih. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi warga +62 untuk melihat
kejutan dari si doi, pasalnya kejadian luar biasa ini masih berada pada bulan
Mei 2021. Kali ini sang Dewi malam menjelma menjadi Super Blood Moon sekaligus sebagai pembuka
terjadinya gerhana di tahun 2021.
Apa sih Fenomena Super Blood Moon itu?
Fenomena Super Blood Moon merupakan
istilah berbahasa Inggris yang terdiri dari kata
Super yang berarti besar, Blood
yang berarti darah dan
Moon yang berarti Bulan. Sehingga
ketika kata tersebut dirangkai akan menjadi bulan
darah besar. Fenomena Super Blood Moon sendiri merupakan suatu fenomena yang terjadi ketika bulan sedang memasuki fase
purnama dan di waktu yang sama juga
terjadi Gerhana Bulan Total. Pada saat itu bulan
akan terlihat berwarna merah seperti darah. Gerhana
Bulan Total terjadi saat Matahari, Bumi dan Bulan tepat berada pada
satu garis lurus sehingga
bayangan umbra bumi
jatuh menutupi seluruh permukaan
bulan dari pancaran
sinar matahari langsung.
www.timeanddate.com/eclipse/blood-moon.html
Saat Bulan terhalangi oleh
bayangan Bumi,
Bulan nampak kemerahan
layaknya darah, dari peristiwa itulah fenomena tersebut dikenal sebagai Blood Moon. Dilansir dari website resmi NASA[1] sinar matahari yang melewati atmosfer Bumi dipengaruh oleh berbagai faktor seperti awan, debu, abu, tetesan fotokimia
dan bahan organik lainnya di atmosfer sehingga dapat mempengaruhi proses
pembiasan cahaya ke dalam umbra yang mengalami beberapa warna dalam spektrum
cahaya, fenomena yang disebut hamburan Rayleigh
yaitu cahaya yang frekuensinya lebih tinggi cahaya yang biru dihamburkan
lebih banyak daripada cahaya merah dengan diketahui bahwasanya panjang
gelombang merah paling sedikit dipengaruhi oleh efek ini mengakibatkan cahaya
yang mencapai ke permukaan Bulan memiliki rona kemerahan, dan menyebabkan Bulan
yang sepenuhnya gerhana menjadi warna merah.
Kapan Fenomena Super Blood Moon itu Terjadi?
Tepat pada tanggal
26 Mei 2021,
kita akan menyaksikan fenomena
langka Super Blood
Moon yang terjadi saat peristiwa Gerhana
Bulan Total sebagai pembuka awal terjadinya fenomena
gerhana di tahun 2021 M. Prediksi gerhana ini bersumber
dari Javascript Lunar
Eclipse Explore for Southeast Asia, Australia, & Ocean dari website resmi
Nasa : https://eclipse.gsfc.nasa.gov/JLEX/JLEX-AU.html yang pada intinya pada
tanggal 26 Mei 2021 akan
terjadi gerhana bulan total. Dilansir dari website
resmi Nasa : https://www.jpl.nasa.gov/edu/news
Gerhana Bulan Total pada tanggal 26 Mei
2021 nanti akan terlihat di wilayah Asia Timur, Australia, Pasifik, dan
Amerika. Untuk negara Indonesia sendiri pastinya kebagian juga dong, dengan
perkiraan waktu mulainya Gerhana Bulan pada pukul 16:43 WIB, waktu mulai total
pukul 17:17 WIB, waktu pertengahan gerhana pukul 18:28 WIB, waktu akhir total
pada pukul 18:28 WIB, dan waktu gerhana berakhir pukul 19:52 WIB.
Peristiwa Super
Blood Moon Apakah Wajb Melakukan Salat Gerhana?
Seperti
yang telah dibicarakan diawal, bahwasannya fenomena Super Blood Moon merupakan fenomena gerhana Bulan pada saat perigee (Bulan berada pada jarak terdekat dari Bumi), oleh karena itulah kita
sebagai umat Islam dianjurkan melakukan salat Gerhana Bulan (khusuf). Lantas bagaimana hukum dari melakukan salat Gerhana Bulan?.
Firman
Allah QS. al- Fushilat [41: 37] yang
berbunyi:
وَمِنْ
اَيَتِهِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا تَسْجُدُوْا
لشَّمْسِ وَلِا لْلقَمَرِ وَاسْجُدُوْا للَّهِ الَّذِيْ خَلَقَهٌنَّ إِنْ كُنْتُمْ
إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya
ialah malam, siang, matahari dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari
dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan
semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya.”
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim
al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor
fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah menjelaskan sebagai berikut.
وَمِنْ ءَايٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ )Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan) Yakni
ini semua adalah tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah dan keagungan
serta hikmah-Nya.
لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ )Janganlah
sembah matahari maupun bulan) Sebab keduanya adalah makhluk Allah, sehingga
tidak layak menjadi sekutu bagi-Nya
وَاسْجُدُوا۟ لِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَهُنَّ (tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya)
Yakni menciptakan empat makhluk tersebut. إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ(Jika Ialah yang kamu hendak sembah)
Dikatakan bahwa dahulu manusia bersujud kepada matahari dan bulan, seperti
Sha’biin yang menyembah bintang-bintang, mereka mengatakan bahwa meniatkan sujud
kepada matahari dan bulan itu sebagai sujud kepada Allah; maka mereka dilarang
melakukan itu[i]
Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum melakukan salat Gerhana Bulan
adalah sunah, akan tetapi terdapat ikhtilaf mengenai status kesunahan tersebut.
Mazhab
Hanafi dan mazhab Maliki berpendapat bahwa salat Gerhana Bulan hukumnya sunah
biasa, sedangkan Mazhab Syafii dan Mazhab Hambali menghukuminya dengan sunah muakadah.
Dalam kitab Al-Majmu’
Syarhul Muhadzdzab Karya
Syeikh Muhyiddin SyarafAn-Nawawi mengatakan bahwa :
وَصَلاَةُ
كُسُوْفِ الشَّمْسِ ؤَالْقَمَرَ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ بِالْاِجْمَاعِ لَكِنْ قَلَ
مَالِكٌ وَأَبُوْ حَنِيْفَةَ يُصَلِّى لِخُسُوْفِ الْقَمَر فُرَادَى وَيُصَلِّى
رَكْعَتَيْنِ كَسَائِرَ النَّوَافِلِ
“menurut kesepakatan para ulama,
hukum melaksanakan saalat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah mu’akkadah.
Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah salat gerhana bulan
dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti
salat sunah lainnya”.
Dari
sumber hukum inilah dapat
kita tarik benang merah bahwasannya dalam peristiwa Super Blood Moon nanti kita sebagai umat Muslim di sunahkan melakukan salat Gerhana Bulan (khusuf) sebagai tanda ketaatan kita terhadap kekuasaan
Allah Swt. yang telah menggerakkan seluruh intrsument alam semesta.
Kapan Pelaksanaan
Salat Gerhana Bulan? Dan Bagaimana Tutorialnya?
Berbicara mengenai waktu pelaksaannya, jumhur ulama
sepakat bahwa awal pelaksanaan salat Gerhana adalah saat Bulan mulai memasuki
bagian umbra (bayanyan inti) Bumi dan berakhir ketika Bulan kembali bersinar
seperti sediakala. Untuk tata cara pelaksanaan salat
Gerhana Bulan tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan salat Gerhana Matahari,
hanya pelafalan niatnya saja yang membedakan keduanya. Dalam hal jumlah rakaat
dan rukuk terdapat ikhtilaf
dikalangan para ulama, diantaranya adalah :
1. Imam Muslim : Salat gerhana dilakukan
dengan 2 rakaat,
6 kali rukuk
dan 4 kali sujud;
2. Ibn Abbas : Salat gerhana dilakukan dengan
2 rakaat, 8 kali ruku dan 4 kali sujud;
3. Imam Abu Dawud : Salat gerhana dilakukan
dengan 2 rakaat, 10 kali ruku dan
4 kali sujud;
4. Madzha Syafii, Madzhab Maliki, Imam
Al-Laits, Imam Ahmad,Au Tsaur, dan mayoritas ulama Hijaz : Salat gerhana
dilakukan dengan 2 rakaat dengan tiap rakaat 2 kali berdiri, 2 kali membaca
ayat, 2 kali rukuk, dan dua kali sujud.
Komentar
Posting Komentar