FENOMENA FENOMENA ASTRONOMI BULAN MARET 2025

    Maret 2025 akan menjadi salah satu bulan yang sangat menarik bagi para pengamat astronomi, dengan adanya beberapa fenomena langit yang menakjubkan. Diantara peristiwa yang paling dinanti adalah Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 14 Maret 2025, dimana bulan akan tampak memerah akibat pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi. Selain itu, akan terjadi juga peristiwa elongasi terbesar Planet Merkurius pada tanggal 8 Maret 2025 yang akan memberikan kesempatan bagi para pengamat astronomi untuk melihat planet terdekat dengan matahari ini dengan cukup jelas di malam hari. Fenomena-fenomena ini, bersama dengan Ekuinoks Maret, Bulan Baru, dan Gerhana Matahari Sebagian yang akan menghiasi langit dan memberikan pengalaman yang menakjubkan bagi para astronom di seluruh dunia. Berikut ini merupakan peristiwa-peristiwa astronomi yang akan terjadi pada bulan Maret: 

  • Merkurius Pada Elongasi Timur Terbesar ( 8 Maret 2025 ) 
    Source: https://i0.wp.com/langitselatan.com/wp-content/uploads/2017/06/20170730_elongasi_timur_merkurius.jpeg?ssl=1

        Peristiwa Elongasi Timur Terbesar yang melibatkan planet Merkurius terjadi ketika planet berada pada posisi terjauh dari matahari di sisi timur dari Bumi. Elongasi ini adalah fenomena yang memungkinkan Merkurius tampak lebih terpisah dari matahari di langit pada saat matahari atau sebelum matahari terbit, tergantung pada waktu elongasi tersebut. Pada 8 Maret Merkurius mengalami elongasi timur terbesar. Merkurius akan terlihat di langit selama kurang lebih 45 menit setelah matahari terbenam atau 45 menit sebelum matahari terbit. Elongasi ini memberikan kesempatan bagi pengamat langit untuk melihat Merkurius dengan jelas setelah matahari terbenam (di langit bagian barat) atau sebelum matahari terbit (di langit timur), tergantung pada waktu pengamatannya.

  • Gerhana Bulan Total ( 14 Maret 2025 )
  • Source: https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/0x0/webp/photo/p2/72/2025/03/13/gerhana-2401982104.jpg

    Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pad 14 Maret 2025 merupakan salah satu fenomena astronomi yang sangat dinanti-nantikan. Pada saat itu, Bulan akan berada di titik terdekatnya dengan Bumi, membuatnya terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang. Gerhana ini juga merupakan supermoon kedua dari tiga supermoon pada tahun 2025. Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bumi menghalangi cahaya Matahari yang jatuh ke Bulan. Peristiwa ini aman untuk dilihat dengan mata telanjang, dan Bulan akan tampak memerah saat puncak gerhana karena pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi. Untuk menyaksikan gerhana bulan total ketika cuaca sedang cerah dan bebas dari awan untuk dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan ini. Namun, Bulan berada di bawah cakrawala saat gerhana ini, sehingga tidak dapat dilihat di Surabaya. 

  • Ekuinoks Maret ( 20 Maret 2025 )
    Source: https://www.affrt.com/uploads/article/68461/FC25NnK0vsdYxLjt.png

    Ekuinoks adalah Matahari ketika melintas tepat di atas garis khatulistiwa atau ekuator Bumi, sehingga bayangan benda tegak yang berdiri di atas garis khatulistiwa akan menghilang untuk sesaat. Fenomena ini disebut sebagai hari tanpa bayangan atau kulminasi utama. Nama "ekuinoks" berasal dari bahasa Latin aequus (sama) dan nox (malam), karena selama ekuinoks siang dan malam mempunyai panjang yang sama. Fenomena ini terjadi dua kali setiap tahun, tetapi tidak selalu tepat pada tanggalnya yaitu 20 Maret dan sekitar 23 September. Ekuinoks Maret dikenal sebagao "ekuinoks vernal" di belahan bumi utara dan "ekuinoks autumnal" di belahan bumi selatan. Pada tanggal 20 Maret 2025, ekuinoks Maret diperkirakan akan terjadi pada puku 09.01 UTC atau 16.01 WIB. Ekuinoks Maret sebagai penanda awal musim semi di belahan bumi utara dan awal musim gugur di belahan bumi selatan. Ekuinoks Maret digunakan sebagai referensi dalam beberapa kalender dan perayaan budaya dan agama. Salah satunya digunakan oleh Bangsa Mesir Kuno yang memperingati festival Isis saat ekuinoks musim semi. Ekuinoks Maret juga digunakan sebagai patokan untuk mengukur panjang tahun tropis, yaitu waktu rata-rata yang diperlukan Bumi untuk mengelilingi matahari satu kali. 

  • Bulan Baru ( 29 Maret 2025 )
    Source: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRga2wN75vh_QoK_O1Z2ywM48aVrCs4yDARJQ&s

    Pada 29 Maret 2025, akan terjadi peristiwa Bulan Baru, yaitu fase dimana posisi bulan berada diantara Bumi dan Matahari. Dalam fase ini, sisi bulan yang menghadap kearah Bumi tidak terpapar oleh cahaya matahari, sehingga bulan tidak terlihat dari Bumi. Fenomena ini adalah bagian dari siklus bulan yang berlangsung sekitar 29,5 hari yang dikenal sebagai nama Siklus Lunar. Jika bulan berada tepat diantara Bumi dan Matahari, maka Bulan baru dapat menyebabkan gerhana matahari. Namun, tidak semua Bulan Baru menyebabkan gerhana matahari, karena orbit bulan sedikit miring. Seperti halnya Bulan Purnama, pada fase Bulan Baru akan terjadi fenomena pasang surut yang lebih ekstrem. Fase Bulan Baru biasanya tidak cocok untuk pengamatan bulan karena bulan tidak terlihat. Namun, fase ini adalah waktu yang tepat untuk mengamati benda langit yang lebih terang seperti bintang dan planet-planet. Hal ini dikarenakan tidak adanya cahaya bulan yang dapat menganggu dalam pengamatan tersebut. Secara keseluruhan, Bulan Baru adalah fase yang menandai awal dari siklus bulan yang baru. Meskipun bulan tidak terlihat pada fase ini, peristiwa ini penting dalam berbagai aspek astronomi dan budaya. 

  • Gerhana Matahari Sebagian ( 29 Maret 2025 )
Source: Exploratorium

    Pada 29 Maret 2025, akan terjadi peristiwa astronomi yaitu Gerhana Matahari Sebagian. Ini adalah fenomena langit yang menarik dimana bulan menutupi sebagian cahaya matahri, sehingga hanya sebagian kecil dari permukan matahari yang terlihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan matahari terlihat seperti sedang "digigit" dibagian tepinya. Gerhana Matahari Sebagian biasanya berlangsung hanya beberapa menit hingga beberapa jam saja, tergnatung pada lokasi dan waktu gerhana itu terjadi. Selama fenomena Gerhana, cahaya yang diterima Bumi akan sedikit lebih redup dan atmosfer sekitar kita terlihat lebih gelap meskipun tidak sepenuhnya gelap seperti pada fenomena Gerhana Matahari Total.

Sumber: https://falakonline.net/semesta/aa2025/. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menelisik Jejak Webinar OASA “Optimalisasi Teknologi OASA di Masa Pandemi dalam Lingkungan Akademik”

Gerhana Bulan Total 08 November 2022