Bergelar Mahasiswa Produktif di Tengah Bayang-Bayang COVID-19

Mahasiswa Produktif di Tengah 

Bayang-bayang COVID-19






El-Falaky blog.spot -- Menjadi seorang pemuda apalagi kita yang ber-label Mahasiswa, mungkin sedikit banyak mendengar ungkapan bahwa Mahasiswa adalah orang yang super sibuk dengan tumpukan tugas serta bergulat dengan berbagai buku dan segala macam referensi. Bagaimana tidak? Mahasiswa dapat dikatakan juga sebagai pelajar tingkat atas yang tidak semua orang pun bisa menempuh jenjang perkuliahan. Tugas yang diberikan oleh bapak dan ibu dosen juga tingkatannya berbeda daripada hanya siswa biasa. Jika beriringan dengan tugas yang lebih berat, pernahkah kita sekalian kaum mahasiswa untuk jadi produktif? Menjadi mahasiswa yang produktif dalam segi keilmuwan juga dengan hal-hal lain yang mendukung?

Semua orang bisa menjadi produktif, siapapun itu, apapun latar belakangnya bahkan dengan jadwal pekerjaan yang padat pun bisa. Oleh karena itu, sisi produktivitas kita haruslah dibenahi dan diasah agar menjadi pribadi yang lebih produktif. Produktivitas terdiri dari 2 kata yaitu produk dan juga activity, yang mana ketika dua kata itu digabung maka akan menghasilkan definisi seperti ini “Produktivitas adalah kegiatan yang berupa sesuatu yang baik untuk mengubah input menjadi output. Yang mana bisa berupa produk, jasa, ataupun layanan.” Singkatnya, produktivitas adalah daya produktif dari seseorang itu sendiri.

Namun, saat ini menjadi produktif memiliki tantangan tersendiri dengan adanya pandemi COVID-19. Interaksi sosial semakin minim, masa libur datang, tidak ada kuliah, tidak ada aktivitas, dan tidak ada sesuatu yang mengikat, seperti tugas misalnya? Sehingga input dan output kegiatan sehari-hari tergantung dari kita juga. Nggak jarang juga dari kita yang mendapat julukan kaum rebahan, yang isinya main game, nonton drakor, spoiler media sosial sana-sini, itu semua karena apa? Yaa karena kita nggak ada aktivitas, atau gabut, bingung mau ngapain, tapi pernah nggak kita sekalian berfikir tentang apa sih yang akan kita dapatkan jika liburan ini tetap begitu -  begitu aja?

“Di masa Pandemi, memutuskan untuk tidak keluar, bukan berarti terputus dari dunia luar. Harus tetap beraktivitas walaupun kapasitas terbatas...” -Merry Riana

Kita kaum muda pasti nggak asing dengan namanya quotes kan? Gimana? Sudah sedikit tertampar atau belum dengan kutipan quotes diatas? Kalau sudah Alhamdulillah, tapi kalau belum semoga segera disegerakan yahhh hehehe. Sudah sadar kalau dengan aktivitas yang kurang bermanfaat tapi masih bingung mau berbuat apa? Coba deh liat profil orang-orang disekitar kalian yang mungkin bisa jadi pengurus kampung, aktifis kampus, ngurus perusahaan, ngurus negara jugaa, tapi ada juga yang bahkan belum bisa mengurus diri sendiri loh. Padahal setiap orang punya jangka waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Lalu apa sih yang membedakan? What’s happen? Banyak faktornya yang bisa membedakan kita dengan yang lainnya dengan lebih menjadi produktif, diantaranya :

1. Mimpi atau planning hidup bisa juga disebut Life Plan

Sudah menjdi rahasia publik bahwa seseorang pasti punya mimpi. Bangkit dari keterpurukan, dan juga keluar dari zona aman, menjadi pribadi yang lebih baik juga salah satunya. Maka seharusnya kita juga harus punya mimpi sebesar-besarnya yang mungkin menjadi titik start dan acuan untuk melangkah sejauh-jauhnya.

Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang” -Ir. Soekarno

Seperti salah satu quotes terkenal dari bung Karno yang mana memicu kita untuk senantiasa bermimpi. Lalu, catat mimpi - mimpi kalian dan tempelkan di dinding kamar. Usahakan untuk meletakkan di tempat dimana mudah dilihat atau eye-catching sehingga dapat membuat kita senantiasa ingat akan mimpi itu juga.

2. Prioritas dan Target

Setelah memiliki mimpi, hal selanjutnya ialah mengatur prioritas dan menetapkan target. Buat list berupa prioritas dari hal-hal yang akan dicapai. Mulai dari hal yang penting hingga tidak penting, serta mendesak dan tidak mendesak. Setelah daftar prioritas dibuat, tetapkan target dari prioritas-prioritas tersebut. Target dapat berfungsi sebagai motivasi diri untuk meraih mimpi.

3. Manajemen Waktu

Terkadang kita memang sudah memiliki jadwal sendiri terkait prioritas, namun adakalanya sesuatu datang secara tiba-tiba sehingga menggeser prioritas kita. Akibatnya jadwal prioritas itu sedikit kacau, untuk menghindari itu maka perlu untuk memanajemen waktu. Contohnya ialah dengan mengatur time-log kegiatan atau to do list kegiatan. Bagi yang lebih senang dengan jadwal yang teratur seperti jam 4.00 bangun, shalat, mandi hingga jam 5.00 dan seterusnya bisa untuk membuat time-log kegiatan. Dan bagi yang tidak terlalu suka untuk teratur karena merasa geraknya akan terbatas, lebih mudah untuk menggunakan to do list, karena lebih tidak terikat. Ketika sudah menjadwalkan itu semuanya, yang terpenting adalah disiplin dengan jadwal yang telah dibuat. Percuma saja membuat jadwal yang sangat baik, dan juga ideal namun ternyata tidak digunakan dan dimanfaatkan dengan baik.

4. Fasilitas

Menjadi produktif juga memerlukan fasilitas seperti hardware dan juga software. Seperti halnya penulis,keproduktifannya tidak akan optimal bila tidak ada alat untuk menuliskan idenya seperti komputer sebagai hardware-nya dan juga microsoft word sebagai software-nya. Pernahkah seorang penulis pada saat ini tidak menuangkan idenya dengan mengetiknya namun hanya dengan membicarakannya? Maka dia tidak akan dikatakan sebagai penulis yang produktif. Kemudian penulis juga butuh buku dan juga bahan bacaan untuk memancing idenya dan juga sebagai tolak ukur karyanya, layak atau tidak untuk dibaca orang.

Ingin mengamat tapi kurang memuaskan karena adanya pandemi dengan alasan alat yang tidak memadai serta untuk gabung mengamat di Forum Astronomi Club pun tidak ada yang beraktifitas selama ini. Yah inilah salah satu dilema kita sebagai mahasiswa ilmu falak terkait observasi lapangan. Tapi jangan putus asa juga, bisa kok dengan melihat tutorial di youtube atau web tentang DIY (Do it yourself) teleskop atau piranti observasi benda langit. Bagaimanapun juga alat-alat juga terbatas, dan cenderung mahal dan susah, yaa mungkin bisa dimulai dengan alat yang sederhana mungkin dengan sundial, rubu’ mujayyab dan lainnya lagi.

Lalu bagaimana dengan kita sebagai mahasiswa Ilmu Falak?



Menjadi salah satu bagian dari mahasiswa Ilmu Falak pasti disibukkan dengan hisab dan rukyah. Sama halnya dengan jurusan eksakta lainnya, setelah menghitung atau hisab perlulah melakukan rukyah atau observasi. Maka kita juga perlu mempelajari skill lain terkait Jurnalistik, Fotografi, dan Enterpreneurship. Mengapa harus 3 skill tersebut diantara beberapa skill lainnya?

Jurnalistik, terkait dengan kepenulisan yang mana berguna juga untuk penulisan skripsi, dan juga jurnal untuk mengembangkan diri dan produktif dari sisi akademik sebagai mahasiswa Ilmu Falak. Dimana karya atau penelitian ilmiah terkait Falak pasti dipublikasikan dengan Jurnal. Serta dalam mengkritisi hal-hal yang sedang viral bisa menggunakan skill jurnalistik supaya yang akan menimbulkan kesan terpelajar seperti halnya mahasiswa.

Kedua ialah skill fotografi, mengapa juga harus mempelajari hal tersebut? Perlu diketahui bahwa Ilmu Falak merupakan ilmu yang hasil dari observasinya tidak akan terulang sama dalam waktu yang dekat. Seperti halnya Gerhana, penampakan hilal pada diawal Bulan, dan berbagai hal lainnya. Ilmu Falak mempelajari mengenai benda langit yang di implementasikan dalam kepentingan kehidupan sehari-hari. Untuk melengkapi suatu karya ilmiah juga perlu menghadirkan bukti. Maka untuk menangkap bukti-bukti itu bisa menghadirkan hasil fotografi dari benda yang dikaji. Dan memotret benda langit pun tidak semata-mata mudah seperti halnya memotret bunga di taman, pasti dibutuhkan komparasi yang berbeda. Seperti kegunaan shutter speed, brightness, dan juga saturasi yang berbeda, dan teknisnya juga sedikit berbeda dengan menumpuk beberapa gambar menjadi satu, serta editing.

Terakhir ada skill Enterpreneurship, dimana kita juga pasti butuh asupan uang untuk melanjutkan penelitian ilmu falak dan membeli, membuat, serta mereparasi alat. Sebagai mahasiswa tidak menutup kemungkinan kita juga bisa bergulat dalam bisnis. Banyak juga kok mahasiswa yang produktif dalam hal bisnis, sehingga kita bisa mandiri dengan tidak selalu meminta uang dari orang tua dalam hal iuran kas, fotocopy, dan yang lainnya.

Bagaimana caranya, sementara pandemi juga belum kunjung selesai? Dan apa hal lain yang bisa dilakukan untuk mengalihkan rasa jenuh?

Banyak juga kok caranya, seperti ikut webinar atau kursus online yang terkait dengan perkuliahan, ikut kompetisi online, menulis cerpen kemudian dikirim ke penerbit atau sekedar di-upload di media sosial, wirausaha online, melakukan hobi, serta berolahraga. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan, semua tergantung kita mau atau tidak. Ingat juga, jangan terlalu sering me nomor duakan hobi daripada kegiatan produktif yaa. Salah satu tips, ketika libur usahakan paling tidak membaca materi yang akan datang dan membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya sehingga ketika perkuliahan dimulai lebih produktif lagi.

Bagaimana jika ada yang bertabrakan? Tutorial yang dialihkan dari online ke offline lebih sulit dipahami

Kembalikan kepada prioritas, yang lebih penting didahulukan. Misalnya antara bisnis dan kuliah, dimana biasanya ketika sudah menggeluti bisnis terkadang suka lupa kuliah. Nah padahal kan lebih utama kuliah daripada bisnis, jadi lebih tekankan lagi sisi disiplinnya dalam menerapkan prioritas. Tutorial lebih sulit dipahami ketika offline mungkin menjaid slah satu penyebab kurang produktifnya seseorang. Maka bisa untuk mendiskusikannya dengan teman atau tim jika bekerja bersama grup, atau beralih media. Misalnya dengan hanya membaca artikel tidak paham, bisa untuk pindah ke youtube agar lebih paham karena visualisasi yang cenderung lebih detail dari artikel. Ketika kita berlaku sebagai tutor, maka bisa untuk memberikan tutorial, dan mensimulasikannya kemuadian memberikan latihan, dan menguji dengan evaluasi. Intinya sebagai pelajar ataupun pemateri, konsepnya sama dengan pertemuan luring biasa hanya dengan berganti media.

"Jangan stagnan, ayo terus bergerak, jangan terus menunggu, selalu berhusnudzon, ingat setiap ide tidakakan terbuang sia-sia, simpan baik-baik, mungkin beberapa orang meremehkanya namun suatu saat akan ada seseorang dengan bangga bertepuk tangan dan menghargainya."


Dibuat berdasarkan kajian diskusi Online pada Rabu, 1 Juli 2020 pukul 13.00 – 15.00 dengan tema Produktivitas Mahasiswa Ilmu Falak dalam Bayang-Bayang COVID-19
Oleh :
Siti Tatmainul Qulub, M.S.I. (Dosen Ilmu Falak UINSA)

________________


Dept. In telektual HMP IF UINSA & Dept. Kominfo HMP IF UINSA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertamu di Ruang Sejarah Prodi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya

Bulletin Astronomi dan Ilmu Falak "AZIMUTH" Mahasiswa Ilmu Falak UINSA edisi ke- 4

Gerhana Bulan Total 08 November 2022